Di samping itu, saya juga ingin berlama-lama membersamai anak-anak tumbuh dewasa. Apalagi jika ada bonus menggendong cucu, wah, siapa, sih, yang tidak mau?
Oh, iya satu lagi. Setelah anak-anak mandiri, saya bercita-cita untuk jalan-jalan berdua saja dengan suami. To travel around the world. Selain modal fulus alias cuan, pastinya modal sehat tidak kalah penting.
Makanya, untuk mencapai semua hal di atas, saya mau mulai berbenah dari sekarang. Pas banget–alhamdulillah jalan dari Allah–Kampung Bakat Ibu Profesional (IP) membuka kabin Healthy Life. Setelah menimbang-nimbang terutama dari segi waktu, bismillah, akhirnya saya mendaftar untuk jadi shipper-nya.
Nah, misi 1 dari kabin Healthy Life adalah perubahan kebiasaan oleh Coach Maryam Nazar Haris. Dalam materinya, Coach Maryam menyoroti soal data penyebab kematian penduduk di Indonesia per 2019. Empat posisi teratas ditempati oleh penyakit tidak menular, yakni stroke, penyakit jantung iskemik, diabetes, dan sirosis.
Meski tidak mematikan dalam waktu cepat, penyakit tidak menular bisa membahayakan jiwa jika sudah bertumpuk dan merusak organ tubuh. Yang jelas, produktivitas penderitanya akan menurun seiring waktu. Pola hidup memegang peranan penting dalam hal ini. Dengan pola hidup sehat, insya Allah penyakit menular juga tidak mudah menyerang. Oleh karena itu, memiliki pola hidup sehat adalah kebutuhan.
Coach Maryam mengajak shipper untuk mengubah kesehatan dengan perubahan kebiasaan. Sebagai awal, shipper harus menganalisis titik mula berupa keadaan saat ini. Dengan begini, tiap-tiap orang menyadari kondisi yang tidak ideal dan ingin diubah. Baru setelah itu, shipper menuliskan perubahan kebiasaan yang sudah dilakukan. Every baby step counts.
Saya menulis tentang volume minum per hari, olahraga, dan konsumsi sayur dan buah. Ketiganya menurut saya yang paling menonjol dan butuh diubah. Saya suka lupa minum sampai kadang sakit kepala; nyaris tidak pernah olahraga; juga merasa kurang mengonsumsi sayur dan buah.
Dalam satu minggu, shipper harus menyetorkan laporan sebanyak tiga kali. Tentu ini tidak cukup, ya. Ada yang bilang, kebiasaan baru butuh pengulangan selama 20 hari, 30 hari, bahkan lebih sampai akhirnya ajek. Semoga setelah pekan ini berlalu, kebiasaan baru ini tetap berlanjut, aamiin #talktomyself.
Well, dalam tiga hari saya mulai mencatat (dan mengingat) jumlah air yang diminum. Air putih, ya, sebab air dengan tambahan lain tidak dihitung.
Saya mulai berolahraga. Stretching dan simple workout saja dulu. Saking tidak pernahnya saya berolahraga (yang serius), anak-anak sampai heboh saat saya menirukan gerakan instruktur di video Youtube. Si Bungsu malah bisa-bisanya lapor ke tukang buah langganan, "Tadi Mamah olahraga biar sehat," hahaha.
Untuk buah dan sayur, sebenarnya saya masih merasa kurang. Kan, idealnya sayur memenuhi setengah piring makan. Sejauh ini, baru tercapai sekali saja. Penginnya, sih, salad gitu, ya, biar gampang dan segar, tetapi untuk dapat sayuran yang mirip dengan dulu di Belanda, kok, sulit, hiks. Tukang sayur sudah seminggu tidak lewat. Ke pasar jauh, apalagi ke supermarket. Alternatifnya beli online lagi, online lagi. Untung masih ada buah sebagai asupan serat dan vitamin.
Yuk, ah, semangat berubah menjadi lebih sehat!
***
0 Comments