"Enggak ada. Dulu ada di Indonesia." Jawaban saya cukup segitu karena dia tidak bertanya lagi. Namun, kalau sekarang dipikir lagi, seharusnya saya menambahkan, “Tapi, Mama tetap bisa belajar, lo, walau enggak di sekolah,” karena kenyataannya belajar tidak dibatasi oleh umur, pekerjaan, tempat, atau apa pun (well, terkadang dibatasi oleh uang, sih, hahaha)
Setelah beranak tiga tanpa bekerja di ranah publik, apa, sih, yang ingin saya pelajari? Sejujurnya pertanyaan ini membutuhkan kontemplasi yang lama, sampai-sampai saya menunda hingga hari terakhir setoran untuk Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog. Bukan karena tidak ada yang (pernah) dipelajari, tetapi justru kebanyakan hingga keblinger dan kehilangan fokus.
Oke, lah, mari kita bungkus hal-hal di bawah ini sebagai yang ingin saya pelajari. Biar terukur, (ceritanya) saya bagi dua: sepanjang hayat dan lima tahun ke depan.
Sepanjang hayat
Ilmu agama
Kalau dalam hal ilmu agama, tuh, makin dipelajari, makin saya sadar bahwa diri ini masih sangat bodoh. Banyak yang belum saya ketahui. Kalaupun sudah pernah tahu, saya belum menjalankannya dengan sempurna. Yang lebih parah, setelah tahu, malah lupa karena tidak langsung dipraktikkan atau rutin dikerjakan.Jadi, bagi saya rasanya mempelajari ilmu agama harusnya berada di dua ranah: ingin dan butuh. Karena butuh untuk bekal di dunia dan akhirat, saya jadi ingin mempelajarinya terus.
Nah, ilmu parenting tidak kalah penting. Saya termasuk aliran yang setuju dengan paham bahwa anak diciptakan dengan perangkat fitrahnya masing-masing, bukan kertas kosong yang bebas kita goreskan tinta di atasnya. Karena itu sebagai orang tua, kami ingin mendampingi anak-anak menemukan versi terbaik dirinya sesuai dengan yang diinstal Allah sebelum mereka lahir.
Caranya? Dengan memperhatikan makanan yang sehat, tidur cukup, hindari stres, dan olahraga. Yang terakhir perlu digarisbawahi, deh, karena saya masih m.a.l.a.s berkeringat. Jalan kaki, sih, sering. Semoga itu dihitung berolahraga juga, ya, hehehe.
Selain sehat, menua dengan bersinar juga jadi impian. Niatnya utamanya tentu sama: untuk merawat tubuh yang diberikan (sementara) oleh Allah Swt. Yang kedua, untuk membahagiakan suami, dong, Mah. #ihiy
Ilmu pernikahan dan parenting
Konon katanya cinta antara suami istri harus dirawat. Untuk itu belajar ilmu pernikahan menjadi penting. Kalau bukan kita (istri) yang memahami para suami, siapa lagi coba? Nauzubillah, jangan sampai ada pihak ketiga yang lebih bisa memberikan kenyamanan dan perhatian daripada kita, Mah. #okesipNah, ilmu parenting tidak kalah penting. Saya termasuk aliran yang setuju dengan paham bahwa anak diciptakan dengan perangkat fitrahnya masing-masing, bukan kertas kosong yang bebas kita goreskan tinta di atasnya. Karena itu sebagai orang tua, kami ingin mendampingi anak-anak menemukan versi terbaik dirinya sesuai dengan yang diinstal Allah sebelum mereka lahir.
Lima tahun ke depan
Teknik menyetir mobil (khususnya di Bandung)
Ini, sih, keinginan berkat kebutuhan. Di Belanda saya bisa bersepeda dengan aman dan nyaman. Transportasi umum pun memadai. Di Bandung, melihat pengalaman dulu waktu masih beranak satu, tampaknya nanti bakal sedikit-sedikit panggil Grab atau Gojek kalau tidak bisa berkendara sendiri.Mengapa bukan sepeda motor? Ngeri! Ngeri diserempet motor lain yang beringas, huhu, padahal menyetir mobil juga butuh keberanian, sih. Doakan saya berhasil, ya, Mah!
Ilmu menjaga kesehatan dan merawat kulit
Mengingat usia yang mendekati 40 tahun, urusan kesehatan makin terasa penting. Menua dengan sehat dan bahagia adalah impian saya. Semoga kelak saya dan suami tidak merepotkan anak-anak karena mengurus kami yang sakit-sakitan.Caranya? Dengan memperhatikan makanan yang sehat, tidur cukup, hindari stres, dan olahraga. Yang terakhir perlu digarisbawahi, deh, karena saya masih m.a.l.a.s berkeringat. Jalan kaki, sih, sering. Semoga itu dihitung berolahraga juga, ya, hehehe.
Selain sehat, menua dengan bersinar juga jadi impian. Niatnya utamanya tentu sama: untuk merawat tubuh yang diberikan (sementara) oleh Allah Swt. Yang kedua, untuk membahagiakan suami, dong, Mah. #ihiy
Ilmu menulis hingga melahirkan buku solo
Minat terhadap dunia kepenulisan mulai menguat sejak aktif di dua subkomunitas ITB Motherhood, yaitu Mamah Gajah Bercerita dan Mamah Gajah Ngeblog dua tahun lalu. Semenjak itu, saya mengikuti beberapa kelas menulis dan edit naskah hingga menghasilkan buku antologi dan punya blog TLD sendiri.Namun, bagi saya buku solo adalah satu pencapaian istimewa sebab menulisnya membutuhkan semangat, energi, determinasi, kegigihan yang panjang. Di samping itu, pasti beda rasanya melihat nama kita seorang yang terpampang di sampul buku. There’s a pride you can’t describe.
Kelas daring di EdX
Sebenarnya saya pernah beberapa kali mengambil kelas di EdX, baik yang self-paced maupun terjadwal. Sayangnya, tidak ada satu pun yang selesai. Tampaknya ketekunan atau komitmen belajar saya nyungsep ditundukkan oleh urusan rumah dan anak-anak.Namun, keinginan untuk belajar melalui platform ini masih berkobar di dalam dada. #tsaah. Sebenarnya ini dalam rangka menjawab penasaran dan keinginan untuk sekolah lagi, sih. Entah kesampaian atau tidak, yang penting subjeknya dipelajari dulu. Hitung-hitung untuk menambal gap year yang kelewat menganga, kan?
5 Comments
Semangat selalu belajarnya, Teh Muti... Kadang untuk belajar memang terganjal finalsial (senada lah ya dengan salah satu kalimat di awal-awal blog post ini :p), tapi kadang belajar juga berasa pakai katalis kalau kepepet keadaan dan kebutuhan. Ya siapa tahu karena motivasi kuat untuk antar-jemput anak-anak, tahu-tahu skill menyetir meningkat pesat. Semangatttt!!!
ReplyDeleteKok sama sih kita Mut. I feel you. Mau banyak belajar, tapi kok ya terbengkalai sama urusan rumah tangga.
ReplyDeleteada dua nih Mamah MGN yang nulis kudu belajar merawat kulit. sungguh tertohok ha3 ... aku yang after 50 tahun malas banget soal perkulitan. sepertinya pekan depan mau jadwalkan buat facial deh!
ReplyDeletesalam semangat
Aamiin aamiin, semoga semua tercapai ya Mamah Mutiara. Berhasil menyetir mobil di Bandung, rutin dan rajin merawat kulit, hingga menghasilkan buku sendiri.
ReplyDeleteSetuju sekali, Mutiara, "Justru kehidupan adalah sekolah yang sebenarnya." :)
Aduh sama banget kaya aku Teh, motivasi dan konsistensi nyungsep kalau belajar di platform kaya EdX Coursera dll. Huhu.
ReplyDeleteSemoga tercapai dan diberi kemudahan yaa Teh belajar mobil, merawat kulit, dan melahirkan buku solo.
Kalau butuh tips merawat kulit mungkin bisa baca tulisan aku di web MGN, Teh #eaapromo 🤣