Perdana saya ikut tantangan Mamah Gajah Ngeblog (MGN), nih! Setelah dua setengah bulan ikut tantangan MaGaTa di grup Mamah Gajah Bercerita, akhirnya saya memutuskan untuk ikut grup Mamah Gajah Ngeblog, sama-sama subgrup ITB Motherhood, yang menghimpun para mamah blogger. Meski belum merasa layak disebut blogger, setidaknya saya sudah memenuhi syarat minimal untuk bergabung di grup ini karena memiliki blog hahaha ….
Anyway, tantangan MGN di bulan April adalah mengulas buku perempuan inspiratif, bisa tentang karakter/kisah atau yang ditulis oleh perempuan inspiratif. Berhubung saya hanya membawa beberapa buku bahasa Indonesia ke sini dan hanya ada tiga di antaranya yang ditulis oleh penulis perempuan, seharusnya tidak sulit bagi saya untuk memilih, dong. Nyatanya toh, saya sempat berganti buku.
Awalnya saya ingin mengulas buku berjudul "99 Cahaya di Langit Eropa" karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Mahendra. Namun, waktu yang hanya tinggal beberapa hari tidak cukup buat saya menyelesaikan satu novel hingga habis. Saya baru membaca setengah dari buku tersebut lalu terhenti. Demi mendapat keutuhan cerita, saya ingin membaca ulang dari awal. Sayang seribu sayang, keinginan itu harus dikalahkan oleh aktivitas lain dan tenggat waktu.
Akhirnya saya beralih ke buku yang ditulis oleh kawan SMA saya, Ayu Kinanti Dewi yang berjudul "Mom's Me Time Diary". Buku ini lumayan tipis dengan ukuran tulisan yang sedang dan paragraf yang renggang. Pas untuk dibaca dalam waktu singkat karena ringan untuk dikunyah. Namun, bagaimana dengan isinya? Apakah juga ringan?
Sampul Buku
Sebelum kita membahas isinya, kita lihat dulu sampulnya, ya. Warna putih menjadi warna dasar sampul, dihiasi dengan ilustrasi pohon di bagian tengah kulit buku membuat sampul depan dan belakang menjadi satu kesatuan. Pemilihan warna merah muda untuk judul seolah ingin memberi kesan bahwa buku ini ditujukan kepada kaum hawa. Tipe tulisan yang dipakai juga mendukung keseluruhan desain yang girly.Isi Buku
Buku ini terdiri dari 21 bab yang berdiri sendiri. Kita bisa memilih untuk mulai membaca dari bab yang mana saja tanpa harus khawatir kehilangan benang merah dari inti keseluruhan cerita. Tema-tema yang disajikan tentu seputar peran ibu sesuai dengan judulnya. Selayaknya diari, setiap bab dari buku ini adalah catatan dan refleksi penulis tentang masalah-masalah yang biasanya timbul dan dirasakan oleh para ibu. Ditulis dengan gaya santai dan mengalir, penulis seperti sedang berbincang akrab dengan pembaca. Jarak antara penulis dan pembaca melebur dengan penggunaan kata sapaan "Bu".Personal penulis yang dekat dengan Islam tercermin dalam setiap bahasan. Penulis senantiasa mengaitkan setiap topik dengan Islam. Bagaimana semua yang kita pikirkan, rasakan, lakukan itu seharusnya dikembalikan kepada tujuan utama, yakni beribadah kepada Allah Swt. Meski persoalan terlihat sederhana, ternyata jika kita telaah lagi hikmahnya sangatlah dalam.
Tulisan berjudul "Biar Lelah jadi Lillah", misalnya. Di awal penulis menyebutkan berbagai keluhan yang sadar atau tidak, sering terlontar dari mulut seorang ibu. Kemudian penulis membahas bahwa agar kelelahan ibu menjadi pahala (lillah berarti "untuk Allah"), pertama kali ibu harus menata niat: semua adalah dalam rangka mencari rida Allah Swt. Poin berikutnya adalah ibu harus membingkai aktivitas dengan zikir dan doa, lalu meminta pertolongan dengan sabar dan salat, juga meluangkan waktu untuk membaca Al-Qur'an.
Ibu harus meyakini bahwa hanya Allah Swt. yang mampu membayar setiap pekerjaan yang dilakukan dengan ikhlas. Kelelahan ibu tidak sebanding dengan lelahnya ibu-ibu pejuang di Suriah, Palestina, maupun Somalia. Penulis juga mengangkat kisah Sa'ad bin Mu'adz yang tangannya dicium oleh Rasulullah karena bekerja keras sepanjang hari. Bab ini ditutup dengan kalimat "Semoga segala kelelahan kita mendapat ridho-Nya dan jadi jalan ke surga-Nya."
Berbekal latar belakang psikologi, di bab-bab akhir penulis membahas tentang manajemen energi, waktu, dan emosi ibu. Selain itu juga membahas tentang karakter, pengelolaan emosi, dan komunikasi efektif dengan balita. Tentunya tetap dengan landasan Islam sesuai nafas buku ini.
Berbekal latar belakang psikologi, di bab-bab akhir penulis membahas tentang manajemen energi, waktu, dan emosi ibu. Selain itu juga membahas tentang karakter, pengelolaan emosi, dan komunikasi efektif dengan balita. Tentunya tetap dengan landasan Islam sesuai nafas buku ini.
Kelebihan Buku
Di luar sana tulisan mengenai ibu dan bertujuan untuk memotivasi para ibu dalam menjalani perannya mungkin sudah banyak. Akan tetapi menurut saya, ada dua hal ekstra yang menarik dari buku ini:Pertama, adanya selipan beberapa lembar mewarnai. Mewarnai diyakini sebagai salah satu media relaksasi karena kita dituntut untuk fokus sekaligus mengasah jiwa seni lewat warna. Itu sebabnya akhir-akhir ini banyak lembar mewarnai khusus dewasa yang dijual di pasaran. Seluruh ilustrasi merupakan hasil kerja sama dengan @orygiri;
Kedua, adanya halaman khusus di akhir setiap bab yang bisa digunakan pembaca untuk menuliskan refleksi pribadinya setelah membaca bab yang bersangkutan. Penulis terlebih dahulu mengarahkan pembaca dengan pertanyaan. Misalnya untuk bab "Biar Lelah menjadi Lillah di atas, penulis memberi pertanyaan "Apa saja tantangan yang sedang Ibu hadapi? Bagaimana strategi yang akan Ibu lakukan untuk menghadapinya?"
Kekurangan Buku
Kalau ada yang kurang dari buku ini, mungkin ada di banyaknya penggunaan bahasa Inggris, baik yang berdiri sendiri dalam bentuk kata dan kalimat, maupun yang digabung dengan awalan me- atau di-, contohnya me-recharge. Meski demikian penyunting konsisten menuliskannya dengan cetak miring. Hal ini bisa dimaklumi karena konsep buku yang serupa diari memang memberi ruang yang luas untuk ragam percakapan, kata tidak baku, atau kata bahasa asing.Kesimpulan
Akhirnya saya bisa menilai buku ini ringan dari segi bahasa dan penyampaian, tetapi berat dari segi makna. Buku ini membahas hal-hal yang seringkali luput atau dianggap enteng sehingga kita lalai memaknainya lebih dalam. Buku ini mengajak kita untuk melibatkan Allah Swt. dalam setiap aktivitas sehari-hari sebagai ibu. Buku ini menyadarkan kita akan perlunya menjaga semangat, menyiapkan stok sabar yang banyak saat mengasuh, dan mengelola diri dengan bijak. Buku ini cocok bagi yang sedang mencari teman perjalanan ringan nan berisi, maupun bagi para ibu yang tidak punya banyak waktu lagi untuk membaca (termasuk saya).Penilaian
Tiga bintang setengah saya berikan untuk buku ini. Semoga kamu tertarik untuk membacanya juga!Identitas Buku
Judul: Mom's Me Time DiaryPenulis: Ayu Kinanti Dewi
Illustrator: @orygiri
Penerbit: CV. Pinilih Linuwih
Tempat terbit: Yogyakarta
Tahun terbit: 2018
Jumlah halaman: 105 halaman
8 Comments
Salam kenal teh...
ReplyDeleteMenarik deh bukunya, sepertinya sy perlu baca buku ini hihi, siapatau ngomel2nya jd berkurang ��
Salam kenal juga.. hihi boleh dicoba, Teh 😉
DeleteKayanya oke ya bukunya, jadi mau baca. Salam kenal juga ya teh, semoga terus ikut tantangan MGN bulan-bulan berikutnya
ReplyDeleteSalam kenal juga, Teh.. iya, semoga saya bisa istiqomah ya 🤞🏻
DeleteCantik ya sampul bukunya... Isinya pun ringan namun sarat akan makna, jadi pengen baca juga deh...
ReplyDeleteMakasih udah berkunjung, Teh 💕. Iya, walau simpel, tetap cantik yaa.. cocok buat yang cari bacaan ringan 👍🏻
DeleteAsyik kayaknya bukunya ..jd pingin baca jg
ReplyDeleteTulisannya kecil sekali kalau terlihat di desktop Muti. Bukunya menarik dan pengen baca juga.
ReplyDelete